1. Ekor Kuda
Equisetum, biasa disebut ekor kuda, adalah satu-satunya anggota atau kelas tumbuhan yang masih hidup yang disebut Equisetopsida. Tumbuhan ini berusia lebih dari 300 juta tahun dan membentuk sebagian besar tumbuhan bawah di hutan Paleozoikum akhir. Ekor kuda purba mendominasi daratan selama lebih dari 100 juta tahun dan bisa tumbuh setinggi 30 meter (98,4 kaki). Ekor kuda saat ini jauh lebih kecil, tetapi masih berkembang biak dengan menyebarkan spora alih-alih biji, seperti nenek moyang mereka. Di beberapa tempat di dunia, ekor kuda dianggap sebagai gulma dan hama tanaman yang tidak diinginkan. Namun, mereka banyak digunakan oleh beberapa budaya sebagai makanan, cat kayu, dan obat-obatan.
2. Coelacanth
Itemukan pada tahun 1938, coelacanth diperkirakan telah punah sekitar 65 juta tahun yang lalu, bersama dengan dinosaurus. Para ilmuwan percaya bahwa ikan misterius ini merupakan langkah awal dalam evolusi ikan menjadi hewan darat berkaki empat.
Coelacanth memiliki banyak karakteristik unik, termasuk empat siripnya yang memanjang dari tubuhnya seperti kaki. Sirip ini juga bergerak dalam pola bergantian, mirip dengan hewan berkaki empat lainnya, seperti kuda berlari. Mereka juga memiliki sendi di tengkorak mereka yang memungkinkan mereka membuka mulut cukup lebar untuk menampung mangsa yang lebih besar; dan sisik tebal yang tidak ada pada ikan hidup lainnya.
3. Hiu Gajah
Terlepas dari namanya, hiu gajah sebenarnya bukan hiu, melainkan sejenis ikan bertulang rawan. Itu milik sekelompok ikan yang disebut ratfish, yang menyimpang dari hiu sekitar 400 juta tahun yang lalu. Mereka diyakini sebagai salah satu spesies vertebrata tertua yang diketahui.
Para peneliti telah mengurutkan genom hiu gajah dan menemukan bahwa itu unik dan sangat berbeda dari genom vertebrata hidup lainnya. Mereka berharap informasi yang diperoleh dari mempelajari genom hiu gajah akan memberikan wawasan tentang evolusi kerangka bertulang. Para ilmuwan mengatakan bahwa hiu gajah telah berubah sangat sedikit dari nenek moyangnya, menjadikannya vertebrata yang paling lambat berevolusi.
4. Kepiting Tapal Kuda
Kepiting tapal kuda mungkin adalah fosil hidup yang paling terkenal. Makhluk purba yang tampak asing ini hampir identik dengan nenek moyang tertua mereka yang ditemukan dalam catatan fosil. Pada tahun 2008, para peneliti menemukan fosil kepiting tapal kuda berusia 445 juta tahun, yang sekitar 100 juta tahun lebih tua dari fosil kepiting tapal kuda lainnya yang pernah ditemukan.
Sayangnya, kepiting tapal kuda menghadapi banyak ancaman dari perkembangan manusia. Darah mereka membawa sifat unik yang digunakan untuk menguji keamanan vaksin dan darah suntik lainnya. Karena itu, sekitar 500.000 kepiting tapal kuda dipanen setiap tahun dan sekitar 30 persen darahnya diambil. Antara 10 dan 15 persen dari kepiting yang dipanen ini mati.
5. Nautilus
Nautilus mudah dikenali dari cangkangnya yang berbentuk spiral. Nautilus modern tidak berevolusi terlalu jauh dari nenek moyang paling awal mereka, nautiloid. Melalui catatan fosil, lebih dari 2.500 spesies nautiloid telah ditemukan, tetapi hanya enam spesies yang masih ada hingga saat ini.
Nautilus adalah cephalopoda yang hidup paling lama (gurita, cumi-cumi, dan sotong), dengan umur 15 sampai 20 tahun. Meskipun nautilus belum mendekati kepunahan, mereka semua dilindungi oleh CITES Appendix II, yang berarti mereka dapat punah jika peraturan ketat tentang perdagangan nautilus tidak ditegakkan. Mereka saat ini terlalu banyak dipanen untuk cangkangnya – yang mengandung induk mutiara (nacre) – dagingnya, dan untuk digunakan di akuarium.